Al-Qur'an Pedoman Hidup
Rasulullah s.a.w bersabda “Perumpamaan seorang Mukminin yang membaca al-Qur’an seperti buah limau, baunya wangi dan rasanya enak. Perumpamaan seorang Mukmin yang tidak membaca al-Qur’an adalah seperti kurma, tidak mempunyai bau, namun rasanya manis. Perumpamaan seorang munafik yang membaca al-Qur’an bagaikan minyak wangi, baunya wangi tapi rasanya pahit. Dan perumpamaan seorang munafik yang tidak membaca al-Qur’an seperti handhalah (sejenis labu), tidak mempunyai bau dan rasanya pahit. (H.r Muttafaq Alaih).
Kita membaca al-Qur’an sekadar untuk mendapatkan pahala di dunia, kerana itu adalah konteks kefahaman kita mengenainya. Padahal al-Qur’an itu diturunkan supaya kita dapat membaca, memahami dan beroleh manfaat darinya. Sehingga dengan demikian, kita akan dapat menghukumi dunia ini.
“Tiadalah hukum itu kecuali hanya bagi Allah s.w.t” (Al-An’am:57)
“Dan hendaklah kamu menghukumi mereka dengan apa yang diturunkan Allah s.w.t” (Al-Maidah:49)
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu menghukumi manusia dengan apa yang Allah s.w.t telah wahyukan kepadamu.” (An-Nisa’:105)
“Dan barangsiapa yang tidak berhukum dengan apa yang diturunkan Allah s.w.t maka mereka itu adalah orang-orang kafir.” (Al-Maidah:44)
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihan.” (An-Nisa’:65)
“Orang yang menghafal al-Qur’an adalah pembawa bendera Islam. Siapa membaca akhir surat Al-Hasyr pagi hari lalu mati, Allah s.w.t mengecapnya setaraf para syuhada dan bila membacanya di petang hari lalu mati, juga Allah s.w.t mengecapnya dengan setaraf para syuhada.” –Fudhail bin ‘Iyad-
Sebagaimana sabda Rasulullah s.a.w:
“Tidak ada pemberi syafaat yang lebih terutama tempatnya di sisi Allah s.w.t daripada al-Qur’an.”
“Ibadah yang utama bagi umatku adalah membaca al-Qur’an.”
“Sesungguhnya hati dapat membeku seperti besi.” Ditanyakan “Bagaimana cara untuk melembutkannya?” Baginda menjawab, “Membaca al-Qur’an dan mengingati mati.”
Siapa yang belajar al-Qur’an besarlah harganya. Siapa yang belajar Feqah, agunglah wawasannya. Siapa yang belajar Hadis, kuatlah hujahnya. Siapa belajar ilmu hisab cerahlah otaknya. Siapa yang mempelajari yang pelik lembutlah wataknya. Dan siapa yang tidak menahan nafsunya, akan tidak bermanfaat ilmunya –Imam Asy Syafie-
“Kebinasaan umatku terletak pada dua hal; meninggalkan ilmu dan mengumpulkan harta.” –sabda Rasulluah s.a.w-
Comments
Post a Comment