The Knot
Idea: Dari Langit
Menarik helaan nafas setelah larian yang panjang itu Nikmat.
Bibir
ditarik senyum. ‘Illahi…’ Tiada kata yang mampu mengungkap rasa didada. Dan
tiada rasa setenang air mata yang mengalir saat luka yang terguris makin carik
hari ke hari.
Sesi
yang baru berlabuh menghantar desakan larian dibenak. Bukan untuk menjatuh
hukum; siapa yang betul dan salah. Hanya untuk menggali apa yang dinamakan
pelajaran, moga boleh dicerna sang hati saat kaki tergelincir dari landasanNya.
Penat
mengukir senyuman, tetap air mata membasahi pipi. ‘Payahnya hati ini Tuhan…’
Belakang tapak tangan dibawa ke pipi, menyapu air mata yang masih lagi tersisa.
Kesisi tingkap dirapati. Tangan menongkat dagu, melabuh pandang dilangit yang
kelam.
“Lelaki;
sering membuat aku lelah dijejak hari.”
Mata
yang terpaku didada langit masih terasa suam ditemani air mata.
“Berkali
aku cuba dakap mereka erat dihati Rabbi, membawa kehadiran mereka bermakna
dihari, dan setiap kali itulah hati ini carik terluka..”
Tika
putaran minda berlabuh disaat yang telah menjadi kenangan, sendu tak lagi
tinggal diam.
“Ayah,
satu satunya lelaki yang ku dakap ke hati. Ketika dunia meyaksi hinanya aku
dalam takdir yang melontar aku sepi, hanya dia teguh berdiri dihariku,
mengenalkan aku erti hidup. Dan kini, saat dia khilaf banyak kata yang
menghujan dia salah, dan makin laju kaki kaki yang berlari meninggalkan dia
menjauh…”
“Ibu,
wanita yang hanya satu tiada ganti. Walau kisah kita tiada yang manis untuk
dipotretkan sebagai memori, aku tahu jalanmu tak selalu indah untuk kau berdiri
saat ini..”
Sendu
kian sepi. Terpujuk dek indahnya sang angin yang berpuput damai.
Maafkan
aku Ibu, bukan kerana aku kasih pada Ayah melebihi kasih ku kepadamu. Walau apa
yang kau beri padaku tak indah untuk dikenang, aku disini hari ini kerana mu
Ibu. ‘Sungguh tak kan aku mampu berdiri teguh saat ini tanpa mu Ibu..’ Ku tahu
kau cemburu saat Ayah khilaf pada mu tetap aku terdiam tika mendengar cerita sakitnya
luka dihatimu. Dan ku tahu kau marah saat aku tetap menyambut Ayah bagai aku
tak terkesan dengan sakitnya cerita luka mu…
Duhai
Ibu ku..
Mana
mungkin hati ini tak terguris
Saat
mata ini melihat kau diperlaku
Kerana
aku jua wanita
Yang
rapuh..
Duhai
Ibu ku..
Sedalam
luka mu kerana Ayah
Aku
jua terluka
Tika
hanya pada Ayah
Aku
memujuk rasa
Untuk
mejahit luka yang carik kerana lelaki
Duhai
Ibu ku..
Saat
aku bersendiri
Hanya
tangis yang mampu aku luahkan
Untuk
luka mu
Untuk
luka ku
Moga
Dia mendengar
Dan
mendakap hati kita
Agar
kita belajar
Melagukan
lagu redha
Duhai
Ibu ku..
Maafkan
aku
Saat
aku tak mampu
Mengurangkan
sakit dihatimu..
Duhai
Ibu ku
Saat
aku memandang raut Ayah
Hatiku
bagai disiram
Tenangnya
sang salju
Membawa
aku
Kembali
melewati hari hari ku
Dimana
hanya Ayah yang menghulur
Saat
aku jatuh tanpa indahnya suara sang tangis
Menjadikan
aku pahlawan dimedan kehidupan
Tika
setiap kali aku tersungkur
Aku
harus kembali bangkit
Untuk
janji yang aku patri dengan Dia sebagai saksi
Untuk
titis air mata ayah yang jatuh ke pipiku
Saat
aku menyerah kalah
Kerana
sakitnya ajal yang singgah
Duhai
Ibu ku
Pandanglah
Ayah dengan hati mu
Walau
dia sering khilaf
Hanya
dia lelaki yang teguh disisi mu
Saat
kau diuji dengan teriknya sakit yang tiada henti
Dan
dia tetap berdiri tabah
Menerima
mu sabar
Tika
dia punya pilihan
Untuk
memilih
Dan
meninggalkan mu..
Duhai
Ibu ku
Untuk
saat ini
Teguhlah
untuk Ayah
Walau
ku tahu peritnya rasa mu
Percayalah
Ayah
perlukan mu saat ini
Kerana
ketabahan mu Ibu
Adalah
segala galanya untuknya…
Duhai
Ibu ku
Aku
masih hijau meniti kehidupan ini
Dan
aku masih terlalu mentah
Untuk
menghurai makna cinta
Yang
banyak menyaksi
Aku
kecundang di lautan air mata
Dan
saat aku melabuh pandangan pada mu dan Ayah
Aku
berharap ada potret untuk ku dakap
Yang
akan membuatkan aku tersenyum
Saat
hatiku basah
Dan
akan ku lagukan melodi
Memujuk
hati
‘Cinta
itu sebuah perjuangan yang indah…’
Duhai
Ibu ku
Berlari
dijalan yang bernama kehidupan
Aku
disapa oleh salam dari sang cinta
Dan
aku jua seperti mu
Menjadikan
ego benteng
Agar
hati tak terluka
Saat
aku terlalu takut
Pada
kata yang bernama cinta
Tika
aku sering dibentangkan
Pada
‘kehilangan’
Yang
membuatkan aku terhempas
Saat
mereka pergi dariku
Duhai
Ibu ku
Tika
ini
Aku
mengerti
Cinta
itu terlalu indah
Buat
hati yang menyakini Dia
Disetiap
nafas dan takdir yang terjadi
Menanam
mati takut pada yang tak pasti
Tika
semalam adalah peta
Yang
memandu jalanan hari ini
Menuju
Dia
Duhai
Ibu ku
Sungguh
ego yang dibenteng
Hanya
mencampakkan kita menjauh
Jauh
dari Dia
Jauh
dari indahnya cinta
Saat
ianya hanya ilusi
Yang
kita karang sendiri
Kononnya
agar tak terluka
Saat
hakikat cinta itu
Bukan
hanya tawa
Duhai
Ibu ku
Ku
tahu tak mudah
Sebagaimana
aku
Yang
sering tersungkur
Dalam
mencari Dia
Berlarilah
Ibu ku
Walau
hati mu penuh luka
Kerana
ada Dia yang menyaksi
Segala
kasih dan air mata mu
Tika
hanya Dia
Yang
mampu menyapu air mata mu
Menggantikannya
dengan tawa
Yang
akan mengusir jauh
Luka
yang pernah singgah diharimu
Duhai
Ibu ku
Tiada
yang indah didunia ini
Melainkan
hanya denganNya
Saat
hati yang bingung kelam
Hanya
Dia yang mampu
Mengusir
bingung itu menjadi tenang
Dan
saat air mata bagaikan tak berpenghujung
Hanya
Dia yang mampu
Mengukirkan
senyuman ditengah lebatnya basah dipipi
Itulah
cinta Agung Tuhan yang menciptakan kita Ibu…
Duhai
Ibu ku
Dan
Ayah jua manusia
Yang
sering khilaf
Dan
dia dah terlalu lama
Menjadi
benteng untuk kita berpaut
Hingga
saat kita berdiri hari ini
Tersenyum
dalam tawa
Menjalani
hari bagai tiada apa
Dan
kejamnya kita
Saat
dia mengguris hati kita
Dia
pantas kita jatuh salah
Bagai
dia tak pernah berjasa
Bagai
dia tak pernah ada
Di
tenatnya hari yang kita tempuhi
Duhai
Ibu ku
Maafkan
aku
Saat
aku tak mampu memujuk hatimu
Walau
hanya sekadar mengiakan kata mu
Kerana
aku terlalu sayang dia
Yang
sabar mendidik aku
Menjadi
pahlawan tabah
Di
medan yang bernama kehidupan
Duhai
Ibu ku
Hanya
doa
Yang
mampu aku titipkan
Moga
Dia melorongkan mu
Sebagaimana
Dia memimpin ku
Menjadi
sebenarnya hamba
Hanya
pada Dia
Tuhan
Yang Menciptakan
Duhai
Ibu ku
Memandang
raut mu
Sering
aku tertanya
Akan
kah aku berdiri tabah seperti mu?
Doakan
anak mu ini Ibu
Moga
aku lah
Yang
menuntun mu diSana nanti...
Duhai
Kekasih ku untuk luka dihati Ibu, kau siramlah dengan Agungnya CintaMu kerana
ku tahu betapa CintaMu memaknakan aku dalam nadi hamba, menghantar kerdilnya
diri yang penuh hina dalam khilaf dan noda dosa yang aku lakari hari hariku.
Hanya padaMu Tuhan ku sandarkan harapan ku. Moga Kau paut hati Ibu sebagaimana
Kau pegang erat hatiku padaMu…
–nk
Comments
Post a Comment