Disebalik Langit Illahi
Hidup.
Satu kata yang membuatkan aku terdiam di tengah bingitnya manusia. Indahnya mampu menjadikan aku manusia yang paling bahagia. Dan pahitnya membuatkan aku tertunduk; kembali kepada jiwa hamba yang mendambakan Tuhannya - saat aku disedarkan hanya Dia lah tempat kembali.
Masa.
Tak mudah saat sabar tak ditarbiyyah dengan Iman. Dan adakalanya membuatkan aku terdiam bisu; lelah dalam timbunan dosa yang berulang aku lakukan. Diamnya terkadang membuatkan aku penat ditengah gemburan sabar; ada saatnya tak sempat dibaja. Dan ia tetap berjalan. Tak berhenti atau menoleh.
Cinta.
Membuat aku merasa manisnya tawa. Mengenalkan aku tentang yang bernama kasih. Menghenyakkan aku dalam tangis. Memberi aku rasa pedih saat terguris. Semuanya untuk yang Satu; Dia. Tika pada cinta aku merasa hidup. Tika dengan cinta, aku mengakui KeAgungan CintaNya yang Maha Agung; Dia menghadirkan cinta dalam air mata yang menjadikan cintaNya terlalu sempurna. Dia menghadirkan cinta dalam kekecewaan yang menjadikan cintaNya terlalu indah. CintaNya bukan gurisan luka tika cintaNya yang menjahit carikan hati yang sekian lama lompang. CintaNya bukan palsu kata kata, tika ayat ayatNya yang menghidupkan hati hati yang karam dalam asa yang lemah. CintaNya yang terlalu misteri untuk diterjemah menjadi bait bait puisi, terlalu indah untuk dilukis menjadi potret yang menghiasi - kala cintaNya hanya dimengerti oleh bahasa hati.
Renta luka yang terguris
Ada air mata yang menitis
Tika merdunya pujukan suara bagaikan terbisu
Dalam nyanyian Iman yang makin sepi
Pada siapa air mata ini kan mengadu
Pada siapa pedih luka ini kan bercerita..
Tika merdunya pujukan suara bagaikan terbisu
Dalam nyanyian Iman yang makin sepi
Pada siapa air mata ini kan mengadu
Pada siapa pedih luka ini kan bercerita..
Adakah tempat kembali selain Allah?
Yang mendengar tangis dalam deritamu
Merasakan luka dihari harimu
Menemani langkah di takdirmu
Memaafkan khilaf yang menghinakanmu
Dan siapa yang menjagamu?
Selain Allah...
–nk
Comments
Post a Comment