Ramadhan
UJIAN
Titis yang
merintik perlahan diseka jejari. Ada berat yang terhela. Sejadah yang kaku
dipenyidai menyapa mata. ‘Ada Engkau untukku…’
Ya Rabb..
MemelukMu
dijejak larian ku
Ada penat
dan lelah yang terhela
Kadang sang
asa turut tenggelam bersama air mata
Namun Ya
Rabb..
PelukanMu
sentiasa menyapu air mataku..
Dan apa lagi
yang ku harapkan Ya Rabb
Melainkan
sebuah syukur yang hanya mampu aku nyanyikan..
Ya Rabb..
Saat aku
rapuh dalam memilih untuk percaya
Kau datang
menyentuh dada ku lembut
Bersama
tarbiyyah yang menjadikan aku redha
Ya Rabb..
Saat semua
insan meragui ku
Kau tetap
utuh mendengar rintihan ku
Dan Kau
dakap aku erat ke simpuhan
Agar luka
yang tertusuk tak merobek ku jatuh tersungkur..
Ya Rabb..
Walau
berjuta suara mengatakan aku gila
Dan hanya
Kau yang mengerti aku
Ya Rabb..
Disetiap
helaan nafas dan pejaman mata ku
Kau sungguh
ku rasa dekat..
Dan cukuplah
Engkau untukku..
Sungguh hari
semalam tak menjanjikan syurga buat mu. Ada tangis. Kan datangnya tawa.
Tunduklah saat kau penat pada tipuan dunia. Menangislah saat kau tak mampu
menahan sendu mu. Lepaskan saat kisah itu bukan lagi milikmu. Dan sesungguhnya
janjiNYA benar dan pasti kan tiba.
Ramadhan
bersama ujian. Menjadikan aku sedar nafasku bukan sekadar insan, melainkan hambaNYA
semata. Dan semestinya ada rajuk yang datang bersama tangis. Itu lumrah
lemahnya insan. Kan ada syukur selepas sujud yang diiringi tangis. Dan itulah
lumrah lemahnya hamba tanpa Rahmat Tuhannya.
Sebagaimana
takdir yang tak terpeta; begitulah ujian yang datang tak bertanda. Walau
pahitnya kadang menyakitkan, indah hikmahnya yang tiba pasti akan melupakan
‘kesakitan’ yang pernah menyapa.
Hari ini tak
akan menjanjikan mu sebuah senyuman. Dan berbahagialah dengan apa yang engkau
ada. Dan jangan kau lupa untuk mengenggam secebis tabah. Sebagai bekalan mu
buat meniti hari. Kerana esok tak menjanjikan pelangi tiba untuk menemani mu..
NIKMAT
“Dan apabila
Allah menginginkan bagi hambaNya kebaikan, maka dia dimatikan dalam beragama
Islam.”
“Dan setiap perkara
yang ditarik dari kita pasti akan ada gantinya dari Allah kecuali AGAMA maka
tiada gantinya.”
Sentakan
kata melumpuhkan anggota. Raut wajah jatuh ke lantai. ‘Allah…’ Bibir yang
bergetar diketap; mendiamkan. Air mata yang berlari laju tak mampu dihambat
kering. ‘Tarbiyyah Mu Illahi..tak pernah Kau jemu memberi, walau kerap aku sia
sia kan..’ Dan biarkan air mata ini berbicara. Hanya untuk Mu. Yang mengerti
hinanya jejak semalam yang ku heret. Yang menjadi saksi alpanya hari hari yang
aku hiasi..
Air putih
ditakungan telapak tangan perlahan membasahi raut wajah. ‘Jadikanlah hatimu
gembira takkala engkau menyembah Allah duhai diri..’ Ada sendu yang tertahan.
Ada titis yang jatuh ke pipi. Basah bersama air putih yang membasuh hinanya
dosa dosa yang menjadi perhiasan; lupa diri.
Duhai
Illahi..
Lahirnya aku
dalam kesucian Islam
Disambut
penuh ceria oleh wajah wajah kesayangan
Dalam
harapan dan kata yang terbisu
Hanya Engkau
dan mereka yang mengerti
Duhai Illahi
Menempuh
jalan yang bernama kehidupan
Terbata aku
dalam jahilnya ilmu yang didasari
Bingung
dalam mainan dunia
Kadang tewas
dalam lelahnya ujian yang ditempuhi
Adakalanya
menyerah dalam sepinya Iman untuk meyakini
Duhai Illahi
Saat ku
bukakan mata untuk melihat
Betapa aku
sedar Engkau Maha Pengasih dan Penyayang..
Sungguh
Rahmat Mu tak terbata
Tertebar
diseluruh pelusuk dunia
Ada bersama
tangis dan tawa
Namun
hadirnya jarang sekali disyukuri
Dan
sungguh..
Kami ini
hambaMu yang tak pernah ‘cukup’..
Maafkan aku
Ya Illahi..
Duhai Illahi
Tersedar pada
hakikat nikmat Mu
Sungguh aku
bagaikan bayi yang berteriak lapar
Sesalan yang
tak terluah dalam sendu
Tangis yang
tak kedengaran dalam getar
Tiada kata
yang mampu ku lontar
Melainkan,
‘Maafkan aku duhai Illahi…’
DIA. Memberi
nikmat yang tak perlu kau bayar hatta kau sewa. Dan masih aku dan kau meremeh
saat masa kau kejar bagai lupa hakNYA.
“Janganlah
dilakukan sesuatu ibadah itu semata mata untuk menyelesaikannya tetapi
lakukanlah sesuatu ketaatan itu untuk mendekatkan diri kepada Allah.”
Bukan mudah
nak ‘UBAH’. Dan tak ‘PAYAH’ untuk di adjust. Yakinlah. Hanya padaNya.
RAMADHAN
Noktah yang
bermakna. Saat tusukan UJIAN memberat, ada NIKMAT Nya yang menjahit. Buat
kesekian kalinya, ‘Terima kasih Ya Rabbi..’
Saat kau
ajar hati mu untuk percaya, sesungguhnya Dia telah menyentuh mu dengan
keyakinanNYA. Saat kau ajar hati mu untuk teguh, sesungguhnya Dia telah memeluk
mu utuh dengan kasih sayangNYA. Berlarilah sepenat apa pun dirimu. Menangislah
saat itu adalah hadiah yang Dia beri untuk mu melepaskan bebanan yang kau
tanggung. Bersimpuhlah saat kau ingin meminta. Dan berSABARlah saat kau ingin
menoktahkan larian mu, sesungguhnya Dia Maha Mengetahui dan sebaik baik
perancang.
Ramadahan. Kita
bertemu dengan izinNYA. Dan terpisah dengan keMATIan.
–nk
Comments
Post a Comment