Amal Soleh - Zainab al-Ghazali


Dari Abu Hurairah r.a, bahawasanya Rasulullah s.a.w bersabda, “Bersegeralah kalian untuk berbuat amal soleh, kerana akan muncul berbagai fitnah seperti penggalan-penggalan malam yang gelap-gelita, ada orang yang paginya beriman, siangnya kafir. Ada yang siangnya beriman, paginya kafir. Ia jual agamanya dengan barang perhiasan dunia.” (H.r. Muslim).


Ini adalah wasiat Rasulullah s.a.w kepada umatnya. Peringatan bahawa akan munculnya suatu zaman yang didalamnya terjadi berbagai fitnah antara manusia.
Fitnah di sini mungkin bererti kemaksiataan, kekufuran dan terjadinya dosa-dosa besar dalam kalangan kaum Muslimin. Sebagaimana juga mungkin fitnah ini bereti memperlekehkan seseorang pada ajaran-ajaran agamanya dan perintah-perintah Allah s.w.t. Mungkin juga bererti kafir kepada Allah s.w.t, Rasul-Nya dan apa yang diturunkan kepada Rasulullah s.a.w. Mungkin juga bermakna pada keengganan untuk menegakkan rukun-rukun Islam, meski tetap mengakuinya, (Ianya seorang Muslim, namun pada masa yang sama melakukan berbagai dosa). “Bersegeralah kalian berbuat amal soleh, kerana akan munculnya berbagai fitnah.”


Rasulullah s.a.w memperingatkan kaumnya agar tidak malas dalam beribadat dan beramal soleh, sebaliknya harus memperbanyakkan kedua-duanya. Setiap hari ketika anak Adam menemui pagi, maka saat itu ada kesempatan baginya yang harus ia manfaatkan dengan memperbanyakkan ketaatan, ibadat dan amal soleh. Dengan itu, ia akan sentiasa taat kepada Tuhannya dan menjauhi segala larangan-Nya, sehingga akan bertambah kebaikannya, semakin berat timbangan amal kebajikannya dan terhapus dosa-dosanya.


“Adapun orang yang berat timbangan amalnya, maka dia berada dalam kehidupan yang diredhai. Dan adapun orang yang ringan timbangan amalnya, maka tempatnya adalah Hawiyah. Tahukah kamu (Muhammad) apakah Hawiyah itu? Hawiyah itu adalah api yang menyala-nyala.” (al-Qaari’ah:6-11)


Yang dimaksudkan dengan timbangan pada ayat di atas adalah amal-amal soleh.
Rasulullah s.a.w tidak hanya memerintahkan berbuat amal soleh, namun menyuruh untuk bersegera didalamnya, iaitu cepat-cepat dalam melaksanakannya dan tidak malas. Kerana sesorang itu tidak mengetahui kemungkinan ia akan menjadi korban fitnah, yang menyebabkan dirinya berubah dari Mukmin menjadi kafir, dari seorang hamba yang taat menjadi pendosa. Mungkin sekali ada orang yang beramal dengan amal ahli syurga, bahkan hingga jarak syurga darinya, hanya tinggal sehasta, namun catatan kitab telah mendahuluinya, maka ia pun beramal dengan amalnya ahli neraka dan pada akhirnya masuk ke sana.


Rasulullah s.a.w demikian khuatir kepada umatnya yang lengah dari amal-amal soleh. Mungkin saja salah seorang diantara kita yang menunda amal soleh untuk esok hari. Padahal Allah s.w.t Maha Mengetahui apa yang akan terjadi esok. Oleh itu berhati-hatilah terhadap penundaan amal, kerana waktu tidak terhenti walau sesaat, dunia akan sirna dan fitnah-fitnah itu akan terus-terusan muncul.


Rasulullah s.a.w memberikan peringatan tegas kepada kita akan munculnya fitnah-fitnah ini, yang Beliau umpamakan seperti penggalan-penggalan malam yang gelap-gelita. Saat itulah banyak manusia yang menjadi korban dari fitnah-fitnah tersebut, yang pada saatnya sulit untuk membezakan antara Muslim dan non-Muslim. Seseorang itu diketahui sebagai Muslim, namun ia gemar minum arak, dan senang bermain judi. Ia Muslim, namun ternyata tidak mahu menjauhi apa yang menjadi larangan Allah s.w.t dan tidak bersegera menunaikan perintah-Nya.


“Bersegeralah kalian untuk beramal soleh, kerana akan muncul berbagai macam fitnah seperti penggalan-penggalan malam yang gelap-gelita, ada orang yang paginya masih beriman, siangnya sudah kafir, ada yang siangnya beriman, paginya kafir.”
Di waktu paginya, berIman, mahu solat bersama kaum Muslimin yang lain. Setelah itu, sepanjang harinya ia lewati bersama mereka yang senang melanggar kehormataan orang lain dan terjerumus dalam jurang kemaksiataan.


Fitnah-fitnah yang terjadi saat ini telah sedemikian meluas, dimana menyebabkan banyak pemerintahan yang mengaku Islam, namun ternyata melegalisasi amalan-amalan dosa besar. Lihat saja pemerintahan kini, banyaknya pelanggaran terhadap ketentuaan Allah s.w.t. Di mana perlindungan serta jaminan terhadap hal-hal yang boleh kita saksikan dengan mata kepala kita atas aneka bentuk kemaksiataan seperti bar-bar, gedung-gedung bioskop, pentas-pentas sandiwara dan tempat-tempat penjualan minuman keras yang dilegalkan. Juga apa yang disajikan media massa, yakni hal-hal yang bersifat pornografi yang merobek rasa malu dan mengumumkan perang kepada Rabbul Alamiin. Padahal sangat dimungkinkan pemerintahan itu sebagai ikon bagi nilai-nilai keutamaan  dan pembinaan, dalam rangka memperbaiki keadaan umat Muslimin dan mendidik mereka untuk bertakwa dan takut kepada Allah s.w.t.


“Sesungguhnya akan muncul berbagai fitnah seperti penggalan-penggalan malam yang gelap-gelita, ada orang yang paginya Mukmin, siangnya sudah kafir,” Bererti, ia keluar dari rumahnya dalam keadaan taat, namun ketika kembali sudah berlumur dengan kemaksiataan.

Sesungguhnya seorang Muslim sejati adalah orang yang paling hati-hati dan takut terhadap kemaksiataan dengan segenap jalannya. Banyak kemaksiataan itulah yang memunculkan tabir hitam pekat yang menghalangi dirinya dari suluh cahaya dengan Tuhannya. Ada suluh cahaya yang akan memanjang sampai ke cahaya Ilahi. Namun cahaya ini akan terputus apabila seorang hamba itu terjerumus dalam kemaksiataan.
Demikianlah kemudiaannya Rasulullah s.a.w melanjutkan penjelasaan tentang kekhuatiraan Beliau akan bahaya fitnah, seraya bersabda. “Ada yang siangnya berIman, paginya kafir.”

Memang ada orang yang di malam hari terus menerus melakukan qiyamullail dan beribadat serta membaca al-Qur’an. Sepanjang malamnya berada dalam hubungan dengan Allah s.w.t. Tiba-tiba syaitan dari golongan jin dan manusia menggodanya sehingga ia terperangkap dalam godaan itu. “Sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lainnya dengan perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia).” (al-An’am:112)

“Ia jual agamanya dengan barang perhiasan dunia.”
Hal ini adalah pengakhiraan segala-galanya, dan merupakan buah dari fitnah hasil dari sebuah kemalasan dan ketundukan pada kemaksiatan.


Anda akan menjumpai orang yang tidak segan-segan memberi kesaksian palsu, agar dengan demikian pihak atasannya merasa senang. Ini merupakan barang perhiasan dunia. Ada yang melakukan amalan jual beli dengan menipu, maka ini yang disebut menjual agama dengan barang perhiasan dunia. Seseorang berbohong kepada isterinya, kemudian memancingnya untuk melakukan hal yang tidak diredhai Allah s.w.t, maka ini adalah barang perhiasan dunia. Ia menyuruh dan memaksa anak-anak gadisnya untuk tidak mengenakan busana Islam. Tidak pernah peduli, bahkan menegah anak-anaknya menunaikan solat dan tidak melaksanakan ajaran agama, kerana si ayah sudah disibukkan dengan hal dunia. Ia pun membukakan bagi mereka pintu-pintu neraka dan menutup pintu-pintu syurga serta mengharamkan mereka untuk berbuat baik.


 Semua ini merupakan barang perhiasan dunia. Seorang wanita menolak pinangan seorang laki-laki Muslim yang mahu menjalankan solat, zakat, istiqamah, faham akan ma’rifat tuhannya dan komitmen terhadap syariat Allah s.w.t, sementara pada saat yang sama wanita itu tegar memilih seorang pemabuk, suka melabur untuk melempiaskan nafsu syahwat dan gilakan kekayaan kerana berpakejkan muka yang tampan. Wanita seperti ini telah menjual agamanya dengan barang  perhiasan dunia yang fana. “Sungguh akan celaka hamba dinar…akan celaka hamba dirham!”


Seorang Muslim yang  hakiki adalah orang yang sabar terhadap godaan-godaan dunia dan waspada terhadap apa-apa yang dibuat indah oleh syaitan, jin dan manusia. Semuanya itu adalah barang perhiasan yang akan sirna, dimana semua itu akan menemani anak Adam dalam waktu yang sekejap cuma, kemudian secara tiba-tiba ia akan kembali pulang ke pangkuan Tuhannya,berada dalam liang lahad yang sempit, dimana barang perhiasan dan godaan-godaan dunia tersebut tiada kuasa untuk memberikan pertolongan. Ketika itulah ia akan mendapati dirinya bersendirian. Saat itu ia akan mengingati firman Allah s.w.t, “Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, kecuali akan turun kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba. Sesungguhnya Allah s.w.t telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti, dan setiap mereka akan datang kepada Allah s.w.t pada hari Kiamat dengan sendiri-sendiri.” (Maryam:93-5)


Saat itulah seseorang tidak akan menghiraukan barang perhiasan dunia yang dulu pernah menguasai dan membuatnya alpa. Kerana tidak satu pun barang perhiasaan dapat menolong dan tiada syaitan pun yang memberi manfaat.
“Pada hari itu tidak berguna syafaat, kecuali syafaat orang Yang Dzat Maha Pemurah telah memberi izin kepadanya, dan DIA telah meredhai perkataannya. DIA mengetahui apa yang ada dihadapan mereka dan apa yang ada dibelakang mereka, sedang ilmu mereka tidak bisa meliputi ilmu-Nya. Dan tunduklah semua muka dengan berendah diri kepada Tuhan Yang Maha Hidup, Yang Kekal lagi sentiasa mengurus (makhluk-Nya). Dan sungguh, telah merugi orang yang melakukan kezaliman.” (Thahaa:109-11)


Ya Allah s.w.t, anugerahkanlah rezeki kepada kami untuk taat kepada-Mu. Jadikanlah agama itu indah dan mudah bagi kami, sehingga kami bisa beribadat dan bertakwa kepada-Mu dengan sempurna. Sambungkanlah kami dengan-Mu, jangan Engkau lupakan kami dari sentiasa berzikir sehingga amalan kami lurus, bisa selalu dekat dan bergembira dengan kebaikan. Berilah rahmat kepada kami di awal dan akhir siang. Catatlah kami bersama golongan orang-orang yang memohon pertolongan dengan sesuatu di penghujung malam, mereka beribadat dan beristighfar kepada-Mu, bermuhasabah dan takut akan siksa-Mu. Sesungguhnya Engkau Ya Allah s.w.t adalah sebenar-benar Ilah, sebenar-benar Tuhan Yang Maha Penyayang, serta tiada sekutu bagi-Mu. Maha Suci Ya Allah s.w.t, Tuhan seru sekalian alam!


Dipetik dari buku : Al-Arba’un An-Nabawiyah
Oleh : Sayyidah Zainab al-Ghazali.


~Bagaimana mungkin seorang wanita yang berjuang bermatian demi menegakkan kesucian Islam, tegar mempertahankan batasan aurat, sedaya kudrat mencegah penonjolan wanita yang memenuhi halaman-halaman surat khabar, majalah serta media massa sehinggakan tiada yang tersisa melainkan kalimat kebajikan dan dakwah fisabilillah. Keteguhannya dalam prinsipnya pada hukum-hukum-Nya dan disiplin terhadap syariat yang terlalu payah untuk kita lukiskan kini mampu mendakwah para wanita yang saling berlumba untuk bersolek dan menonjolkan aurat, mengikuti setiap seruan dan panduan yang digariskan oleh al-Qur’an. Wanita ini pernah menjadi simbol perlawanan antara keutamaan dan kehinaan, antara kebajikan dan keburukan. Dipenjarakan kerana menegaskan kalimat, “Tuhan kami adalah Allah s.w.t, undang-undang kami adalah al-Qur’an.” Namun keteguhan dan kesabaraannya tidak pernah sekali tumbang, demi syahadahnya untuk mengorbankan jiwa dan hartanya bagi perjuangan menempuh jalan yang luhur:Islam!
         

          Namun para wanita kini sungguh dalam keadaan yang menyedihkan. Maruah diri seolah dihujung kaki cuma. Kecantikan ditonjol megah, aurat tak lagi disembunyi rapi, malah di angkat sebagai simbol diri. Begitu jerih, begitu perih saat pejuang Wanita Muslimat bangkit berjihad demi secebis maruah dan harga diri wanita, sehinggakan sanggup bergolok gadai, sanggup bertaruh nyawa hanya untuk mempertahankan kesucian dan kehormatan itu, namun para wanita kini seolah menabur racun pada tanaman yang dibajai dan disemai penuh keringat dan titisan darah itu! Tiada malu, tiada peduli hanya mengikuti nafsu yang mencengkam diri.


          Wanita, selak la dada-dada kuning yang usang itu, korbankanlah sedikit waktumu untuk mengintai lembaran-lembaran sejarah waktu dulu kerana padanya kau kan temui SYUKUR, padanya matamu kan BASAH keinsafaan, padanya kepalamu kan tunduk SUJUD pada-Nya, dan padanya kau kan temui sifat MALUmu yang sekian lama hilang dalam gelap hatimu.


Pengorbananmu Sayyidah Zainab al-Ghazali tak kan pernah luput ditelan gemilangnya duniawi, tak kan pernah mati ditelan usia, dan tak kan pernah hilang dari hati-hati yang berjuang dilandasan-Nya. Semoga rohmu dicucuri rahmat dan ditempatkan dalam kalangan orang-orang yang beriman.


“Adapun buih itu akan hilang sebagai sesuatu yang tiada harganya, adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka akan tetap dibumi.” (Ar-Ra’d:17)

Comments

Popular Posts