Tangisan Palestine
Awan
memerah merekah dada langit yang tak berbintang
Sepekat darah yang membasahi bumi Palaestin..
Pada lenanya pekat malam yang mengulit
Si ibu memangku jasad sang anak yang terbujur kaku
Tiada kata yang terlafaz
Sepekat darah yang membasahi bumi Palaestin..
Pada lenanya pekat malam yang mengulit
Si ibu memangku jasad sang anak yang terbujur kaku
Tiada kata yang terlafaz
Tiada air mata yang terzahir
Hanya ciuman yang singgah diwajah yang berselimut darah
Dalam keredhaan seorang hamba pada Rabbnya..
Hanya ciuman yang singgah diwajah yang berselimut darah
Dalam keredhaan seorang hamba pada Rabbnya..
'Forgive me my daughter, i wasn't able
to protect you.. As what promised, i return back Your Beautiful Award, back on
the Right. Unite us there later Ya Rabb..'
Bingit das tembakan yang menghias halwa telinga
Jasad tegak dalam ketundukan pada yang Esa
Pengubat kala hati goyah saat senjata diacu dikepala
Peniup semangat saat kekuatan bertebaran lari kala jasad si anak tumbang dihamparan sujud..
Pemasak teguhan langkah kala semuanya direnggut pergi..
Bingit das tembakan yang menghias halwa telinga
Jasad tegak dalam ketundukan pada yang Esa
Pengubat kala hati goyah saat senjata diacu dikepala
Peniup semangat saat kekuatan bertebaran lari kala jasad si anak tumbang dihamparan sujud..
Pemasak teguhan langkah kala semuanya direnggut pergi..
'Sayangku, kau masih tersenyum saat
kematian menjemputmu. Ya, kau tersenyum kerana melihat tempatmu di Syurga.
Bahagialah kau disana duhai sayang..'
Muntahan peluru yang menghujan bagai embun yang menitis
Tak menghadir getar didada
Tak mampu menundukkan sang kepala
Tak mampu melumpuhkan jejak terbatas
Pada jiwa ada Dia
Pada jasad hati berbisik, 'Tak kan sampai ajalku melainkan telah tertulisnya di Luh Mahfuz!'
Berperisaikan jubah putih
Berbalutkan serban yang terletak
Hayunan kaki disusun tanpa getar
Attia Mubarak gagah melaungkan azan
Lafaz terakhir pada KebesaranNYA
Sebelum dijemput pulang sebagai syahid
Diiringi penduduk langit..
Muntahan peluru yang menghujan bagai embun yang menitis
Tak menghadir getar didada
Tak mampu menundukkan sang kepala
Tak mampu melumpuhkan jejak terbatas
Pada jiwa ada Dia
Pada jasad hati berbisik, 'Tak kan sampai ajalku melainkan telah tertulisnya di Luh Mahfuz!'
Berperisaikan jubah putih
Berbalutkan serban yang terletak
Hayunan kaki disusun tanpa getar
Attia Mubarak gagah melaungkan azan
Lafaz terakhir pada KebesaranNYA
Sebelum dijemput pulang sebagai syahid
Diiringi penduduk langit..
'Damailah pejuangku dipangkuan Rabbmu..
Bersama iringan tasbih yang berlagu, kau tetap hidup dihati kami..'
"Janganlah kamu mengira bahawa orang yang gugur dijalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki. "[3:169]
Pada kehebatan senjatamu
Pada gahnya kereta kebalmu
Pada garangnya das pelurumu
Demi Allah
Kami tak gentar!!
Kami tak kan tunduk!!
Dengan kalimah Maha AgungNYA,
LA ILAHA ILLALLAH...
Demi Agamaku
Demi negaraku
Demi bangsaku
Ku taruhkan jasad pinjaman ini dijalanMU..
'Rabbana afrigh 'alayna sabran wa
thabbit aqdamana wansurna 'alal-qawmil-kafirin.' [2:286]
Dalam tangisan yang tak pernah sunyi menghiasi bumi yang bersalut darah,
gugurnya para syuhada pulang ke pangkuan Rabbnya..
Damailah kau disana para pejuang Allah..
-Al-Fatihah-
0240:201112 –nk
-Al-Fatihah-
0240:201112
Comments
Post a Comment