Alam Berbicara
Pada sang bayu,
ku harapkan secebis damai...
Namun resah yang tiba...
Pada senja yang berlabuh,
ku harapkan duka itu kan berlalu pergi...
Namun ianya tetap menghantui...
Pada kicauan burung,
ku harap tawa kan menyapa...
Namun tangis yang kunjung tiba...
Pada mekarnya bunga,
ku karap luka itu kan terawat...
Namun makin dalam ianya tertoreh...
Pada teriknya mentari,
ku harapkan detik itu kan terkubur sepi...
Namun ianya tetap segar diingatan...
Kaki melangkah...
Sang rumput menyapa,
lantas kepala tunduk ke bumi...
Pada sang bayu,
pada senja yang berlabuh,
pada sang burung,
pada cantinya si bunga,
pada garangnya sang mentari,
Damai itu takkan kau temui....
Dahi berkerut penuh bingung...
Tak dipandang,
tak dipuja...
aku tetap damai bahagia...
Saat angin kencang menyapa,
padaNYA ku pohon perlindungan...
Saat terik mentari garang memancar,
padaNYA ku pohon kekuatan...
Saat hujan lebat menimpa bumi,
padaNYA aku menyerah untung dan rugi...
Saat aku dipijak banyak kaki...
bukan kerana aku lemah atau hina...
Tetapi itulah yang menjagakan aku pada erti sebuah 'KEHIDUPAN'...
Mengapa mencari pada yang tak pasti,
Mengapa mengharap pada yang tak sudi,
Mengapa menyerah pada dunia...
Kala padaNYA kau kan punyai segalanya...
Nafas itu pinjaman,
Cinta semu itu hanya persinggahan cuma...
Air mata itu hanya seketika,
Tawa itu tak berpanjangan...
Kerana MATI itu permulaan menuju BAHAGIA yang KEKAL selamanya...
Tak ku mimpi menjadi awan dilangit...
Khuatir ku kan menongkah lantas lupa untuk menunduk...
Kerana ku percaya,
DIA MAHA Mengetahui selayaknya apa aku...
'Sang rumput yang melata menghiasi bumi...'
0707–nk
Comments
Post a Comment