Air Mata Kehidupan
Bismillah...
Kadang kata tak perlu dilafaz untuk meluah,
kerana hati seakan mengerti bila mana redha itu tersemat...
Dalam deruan angin, kaki seakan berbicara...'Berjalanlah walau langkahmu sumbang...jangan berhenti walau sedetik hanya untuk menoleh! Biar mati sesak, andai jiwa mu bebas merdeka...!'
Mata yang kabur tetap tersenyum indah. Bahagia saat puisi indah kalamullah terhidang ditubir...
Benar...hidup ini indah bila mana seisinya dipandang dengan mata hati. Namun sayangnya banyak hati telah diracuni. Kabur dek kabus gelap yang berarak menutupi sirna-Nya...
Ya Rabbi...
Pada jalanan-Mu, kaki sering goyah...
Pada dunia, hati memaki...'Pentas sandiwara yang sangat kejam! Meraih berjuta saudaraku karam ditengah lautan gemilangnya, Merampas pergi mujahid-mujahid penegak obor-Mu megah! Merobek luka pada hati-hati daif...memahat kukuh memori kebinasaan hamba-Mu yang lahir dengan bisikan alunan kebesaran-Mu...
Oh Tuhan...
andai bisa suara jeritanku mampu mengegar dunia,
akan ku jerit tanpa penyesalan!
Dan kini aku lelah sendirian...
Penat pada kata yang sia-sia,
Lelah dengan layar yang penuh tipu daya,
Bingung dengan ragam yang tiada gentar... 'Megah sekali pada maksiat sendiri...!'
Rawan pada Khalifah yang hanya Islam pada nama,
Sakit pada nista yang terhidang... 'Ibu dan bapa kini tiada nilainya di mata si anak....!'
Sungguh kesakitan itu tak terhapus...lagi parah saat sendu berteriak hiba kala hati merindui kekasih-Mu Ya Rabbi... 'Ya Rasulullah s.a.w...seakan tak mampu ku bersua denganmu andai air mata itu bukan pada rindu...bukan kerana kasih...tapi kerana KECEWA yang menggunung...
Sungguh dunia membunuh lumat hatiku...
Tiada indah...
Tiada gemilang...
Hadirnya hanya mengundang duka...
Menjauhnya ia mengundang bahagia...
Kadang hati tak mengerti...
Begitu mudah mutiara itu mengalir membasahi pipi saat mata berbicara sedih...
Sedang dia, mereka, bukan sesiapa pada ku...
Jenuh mencari, aku hanya terdiam...
Kerana dia, mereka, yang 'bukan sesiapa itu' hati ini mendekat pada-Nya...
Andai berselisih bahu,
Andai bertemu pandang,
Andai terbabas bicara,
Ketahuilah...aku berterima kasih pada kalian....
Wahai Khalifah...
Padamu beribu tangan berpaut erat,
mengharap pada sebuah kata yang bernama 'KEADILAN',
mengharap lahirnya jiwa-jiwa yang mengenal makna Islam hakiki,
mendamba lautan kehidupan yang dipasak dengan keIslaman,
mencari kebahagiaan hakiki untuk bekalan disana nanti...
Kerana Kekayaan bukan jaminan,
tatkala MATI adalah pengakhiran buat setiap yang bergelar INSAN...
'Berkatalah benar walaupun pahit...' Itulah sifat Khalifah yang disegani seluruh ummah...
Wahai Murabbi...
Bicaramu penuh hikmah,
Doamu penuh barakah,
Ilmu didadamu tak kan pernah tergadai,
kerana tanpamu malaplah sebuah bangsa...
Ikhlaskan bicaramu kerana-Nya,
Pintalah kebaikan buat saudara seIslammu,
Sebarkanlah ilmu didadamu tanpa jemu,
Pergimu pasti dirindui hati-hati yang hidup,
kerana Ilmu yang kau curahkan tak kan pernah mati walau ditelan zaman...
Wahai ibu dan bapa...
Lahirnya permata yang kau damba,
menyimbah seribu syukur ke hadrat-Nya...
Mengukir selaut senyuman pada raut wajahmu,
memahat sejuta kenangan pada memori tuamu...
Andai suatu hari nanti kau dihina dan dicerca,
jangan bersedih wahai wajah tua pemangkin ummah...
Ketahuilah...saat kau dicampak anak kandungmu sendiri,
masih ramai diluar sana yang mendambakan kasih dan sayangmu...
Jangan pernah menyesali semua itu,
lihat saja kisahnya Nabi Isa a.s...
mungkin hatimu bisa tersenyum walau pahit...
Sesungguhnya Iman itu tak dapat diwarisi...
"Your Lord has decreed that you worship none but Him, and that you be kind to parents. Whether one pr both of them attain old age in your life, say not to them a word of contempt, nor repel them, but adress them in terms of honor..." [17:23]
Wahai insan yang berjiwa muda...
sesungguhnya mati bukan pada ukuran usia...
Jangan menjulang megah jiwa mudamu,
takut nanti...kau pergi penuh hina dengan kejahilan dirimu...
Pada yang tua kau megah mendabik dada,
lantang dalam bicara...
seolah dunia berjaya ditakluki tanganmu...
Hakikatnya mata tua tunduk menekur bukan kerana lemah,
Andai bisa kau mengerti...
mata tua itu penuh dengan sirna kesedihan...
Sedih pada kejahilanmu...
Luluh pada keangkuhan nafsumu...
Hiba pada palsuan duniawi yang berjaya menipumu...
Mungkinkah saat itu kau masih mampu tertawa riang....?
"Satan's plan is(but) to excite enmity and hatred among you with intoxicants and gambling, and hinder you from the remembrance of Allah s.w.t and from His worship. Will you not then abstain?" [5:91]
Wahai Hawa...
Kadang hati muak, telinga pekak, mulut bisu...
Penat dengan sandiwaramu yang tak penah tamat...
Sedih pada berjuta urat yang lantang mencegah,
Hiba dengan hatimu yang rapuh bak kaca...
Dunia ibarat pentas pertunjukkan buatmu...
Lantang berdiri demi sebuah kata pujian,
Megah pada diri dengan kurniaan-Nya...
Entah dimana menghilangnya sifat-sifat kewanitaanmu...
Pada tuntutan berhijab,
kau lakarkan sengketa...
Apakah kau mengerti sebenar-benarnya tuntutan berhijab itu...?
atau hanya satu pertunjukan untuk menonjolkan kecantikanmu...?
Ketahuilah...
Akalmu senipis helaian rambut,
maka tebalkanlah ia dengan limpahan ilmu...
Dan hatimu bak kaca yang rapuh,
maka kuatkanlah ia dengan Iman yang teguh...
Jangan mengharapkan hadirnya insan yang bergelar lelaki,
untuk datang dan membimbingmu...
Tapi persiapkanlah dirimu dengan limpahan ilmu dunia dan akhirat...
agar kau tak kecundang dilautan ujian-Nya...
kerana tak semua Adam mampu membimbing Hawanya menuju jalanan-Nya...
Andai dirimu tak ingin terkorban pada dunia,
binalah benteng akhirat, buat bekalan hidup di dunia yang penuh dengan tipu daya...
Wahai Adam...
Lahirmu sebagai khalifah untuk mentadbir seisi alam,
Lahirmu sebagai pembela berjuta manusia yang tertindas,
Lahirmu sebagai pelengkap tulang rusuk Hawa,
Lahirmu mengundang gentar dihati musuh-musuh Islam...
Lihatlah hakikat...
Pada pundakmu terhimpun seluruh tanggungjawab...
bukan hanya semata untuk mengarang sebuah ceritera cinta yang hanya secebis dari debu dunia...
Bangkitlah dari lenamu yang panjang...
Bangkitlah dari anganmu yang mengalpakan...
Sedarlah...
Kau akan dipersoalkan pada setiap tanggungjawabmu di sana nanti,
kerana tujuan setiap yang HIDUP adalah MATI...
"Then on that (judgment) day you shall most certainly be questioned about the enjoyments you indulged in..." [102:8]
Indahnya sebuah kehidupan...
tak kan pernah bisa menandingi kerinduan pada-Nya...
Andai dunia sudah tiada manfaat buatku,
Kau jemputlah aku untuk menemui-Mu Ya Rabbi...
Sesungguhnya...itulah saat yang sering aku nanti...
Bila ku rindu,
ku bisikkan hanya pada-Mu...
Bila ku sakit,
ku mengadu hanya pada-Mu...
Bila jiwa ku lelah,
ku pohon pertolongan hanya pada-Mu...
Ya Allah Ya Tuhanku...
Sesungguhnya, tak ku mampu untuk menghilangkan rasa rindu itu,
Tak jua ku mampu sembuhkan sakit yang terparut itu,
dan tak ku berdaya hilangkan rasa lelah itu...
Hanya dengan-Mu ku punyai segalanya...
"Die not except in a state of Islam..." [3:102]
200911;2:03–nk
"The Deen (code of life) before Allah s.w.t is Islam (submission to His Will)" [3:19]
Comments
Post a Comment